Menyimak lebih baik dari pada sekedar mendengarkan

Dari segi kualitas kegiatannya, menyimak memiliki taraf yang lebih tinggi dari pada mendengar dan mendengarkan, karena dalam menyimak terdapat proses mendengar, memahami, mengapresiasi, dan menginterpretasi bunyi, yang diterimanya dan bukan hanya sekedar mendengar bunyi yang masuk dari telinga kanan keluar lewat telinga kiri, berikut lebih jelasnya perbedaan antara mendengar, mendengarkan dan menyimak.

Menurut Qobe (oline, 2010)

Menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta komunikasi yang telah disampaikan oleh si Pembicara melalui bahasa lisan. Mendengar adalah aktifitas fisik di mana seseorang menerima suara melalui indera pendengaran. Sedangkan mendengarkan adalah  sebuah tindakan menyengajakan diri untuk mendengar.

Mudjianto (2010:1) menyatakan bahwa dalam aktivitas menyimak tersirat makna bahwa aktivitas ini dilakukan secara aktif, sadar dan sungguh-sungguh untuk menerima informasi dari sumbersuara (bahasa lisan). Pengertian menyimak tidak sama dengan mendengar, karena dalam pengertian mendengar tersirat makna tidak sengaja, tidak aktif, dan tidak sungguh-sungguh.

Dari pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa menyimak dilakukan dalam keadaan yang sadar dan sungguh-sungguh. Sedangkan mendengar dilakukan secara tidak sengaja dan tidak sungguh-sungguh. Dengan menyimak kita dapat memperoleh informasi yang maksimal, sedangkan mendengar hanya memperoleh informasi yang sedikit bahkan tidak sama sekali.

Mendengarkan dengan menyimak memang dalam arti umum bisa disamakan,  Namun dalam mendengar tidak sampai ke tahap  pemahaman, sedangkan dalam kegiatan menyimak sampai pada tahap pemahaman seperti yang telah dijelaskan di atas. Jadi sudah dapat dipastikan menyimak memiliki taraf yang lebih tinggi dari mendengar dan mendengarkan.

Kegiatan Menyimak

Mudjianto (2010:1) pernah menyatakan bahwa dalam aktivitas menyimak tersirat makna bahwa aktivitas ini dalakukan secar aktif, sadar dan sungguh-sungguh untuk menerima informasi dari sumber suara (bahasa lisan).

Namun, seharusnya  dalam menyimak kita melakukan kegiatan berpikir, dan kita melakukan kegiatan mengenal, mengintesis, mengevaluasi dan mempertimbangkan bahan simakan untuk memperoleh informasi yang maksimal. Untuk lebih jelasnya pengertian aktif kreatif akan dijelaskan   seperti yang terlihat dalam kesimpulan Machfudz (2000:7)

Kegiatan aktif kreatif adalah suatu kegiatan yang bercirikan adanya kesadaran  personal dalam suatu proses atau  kegiatan. Berdasarkan ciri tersebut kegiatan menyimak yang bersifat aktif dan kreatif itu ditandai adanya hal-hal berikut ini. Pertama, adanya keterlibatan personal secara langsung dalam menyerap informasi yang didengarnya serta kegiatan mengolah, mengembangkan dan menyeruak ke dalam informasi yang terdapat dalam wacana yang disimaknya. Kedua adanya pikiran kreatif yang ditandai dengan adanya kegiatan mental dalam menghubung-hubungkan hal-hal yang didengarnya dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penyimak, Mengaitkan informasi yang disimaknya dengan pengetahuan dan pengalamannya yang dianggap relevan, serta adanya eksplorasi untuk mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap wacana yang disimaknya. Ketiga adanya reaksi dan responsi yang cepat dari si Penyimak terhadap materi yang disimaknya. Reaksi dan response merupakan buah pemikiran dan penalaran yang aktif dan kreatif terhadap wacana yang disimaknya. Bentuk dan kualitas respons sangat bergantung pada kompetensi menyimak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak:

Tarigan (1990, dalam buku Imam Machfudz) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menyimak adalah faktor fisik, psikologi, pengalaman, jenis kelamin dan lingkungan.

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi keterampilan menyimak adalah faktor psikologis, faktor sikap, faktor motivasi, dan faktor jenis kelamin. Faktor psikologis akan mempengaruhi penyimak, faktor psikologis yang positif akan memberi pengaruh yang baik, dan faktor psikologis yang negatif akan memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak (Tarigan,1988:101). Faktor sikap, pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya (Tarigan,1988:103).. Faktor motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan mencapai tujuan, begitu pula dengan menyimak (Tarigan,1988:103).

contoh berita:

Mentawai adalah kabupaten kepulauan paling barat di Republik Indonesia. Kabupaten ini langsung berhadapan dengan laut luas: Samudra Hindia. Selama Indonesia berdiri, Mentawai hanya bagian dari masyarakat yang dianggap memiliki peradaban rendah. Belakangan, Mentawai dikenal sebagai tujuan wisatawan mancanegara, terutama Australia. Namun setelah muncul gempa bumi dibeberapa tahun terakhir, Mentawai hadir dalam pembicaraan publik nasional. Namun, tidak komprehensif. Cenderung parsial. Bahkan setelah banyak tim nasional dan internasional datang, Mentawai tetap diingat sebagai daerah rawan gempa. Yang paling memprihatinkan muncul dari pernyataan ketua DPR yakni Marzuki Alie yang menyalahkan korban tsunami. Dia menyatakan bahwasannya sudah merupakan resiko masyarakat yang tinggal di pulau berisiko itu, pulau yang rawan akan tsunami dan gempa, dan jika mereka ingin aman tinggal pindah ketempat lain (Kompas.com, 27/10/2010) .

Mentawai bukan seperti Pulau Onrust di Kepulauan Seribu yang mungkin akan tenggelam akibat abrasi air laut. Mentawai berbukit-bukit tinggi. Solusi untuk pindah daerah bukanlah hal yang mudah, karena tsunami tidak terjadi setiap hari dan setiap kali sosialisasi pemerintah hanya menekankan evakuasi dan bukan pemindahan sejak dini.

Masyarakat Mentawai adalah masyarakat laut atau pulau. Mereka menghuni pulau itu sejak sebelum masehi dan tidak mungkin bisa dalam sekejap merubah diri menjadi masyarakat daratan. Mentawai bukanlah Roma yang bisa dibakar dalam semalam oleh Kaisar Nero. Memindahkan seekor gorila saja dari Afrika ke Kebun Binatang Ragunan butuh biaya tak sedikit. Apalagi memindahkan manusia dengan beragam budayanya. Marzuki mestinya paham itu dengan baik. Kalau tidak paham, Marzuki bisa bertanya kepada pihak yang paham, termasuk anggota DPR asal Sumatera Barat . Tak hanya akrab dengan laut, masyarakat Mentawai menjadikan sagu sebagai salah satu sumber makanan pokok, termasuk ulat-ulatnya. Di Sumatera, pohon sagu semakin sulit ditemukan. Mentawai dan penduduk aslinya dalam banyak benak penyelenggara negara tetap saja dianggap sebagai masyarakat terbelakang. Akibatnya, dengan mudah dilakukan program yang sebetulnya mencabut penduduk asli dari habitat aslinya. Belum pernah terdengar ada transmigrasi suku asli antarpulau, bahkan sejak zaman Belanda. Yang ada hanya program pemukiman berupa kehidupan berkelompok di rumah permanen ketimbang berpindah-pindah. Jadi, harusnya tidak semudah itu Marzuki menyalahkan penduduk Mentawai yang tinggal di sana untuk dipersalahkan dalam bencana alam yang terjadi seperti tsunami dan gempa serta menyuruh penduduk mentawai untuk pindah ke tempat lain.

5.              pertanyaan:

a.       Apa pernyataan  yang dikeluarkan  marzuki Ali tentang mentawai ?

b.      Kenpa pernyataan marzuki Ali kurang di kehendaki banyak pihak?

c.       Alasan apa yang menguatkan masyarakat mentawai untuk tidak pindah ke tempat atau daerah lain yang lebih rendah resikonya?

Daftar Rujukan

Machfudz, Imam. 2000. Menyimak dan Pengajarannya. Malang. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. FS UM

Qobe,  Zhar. 2010. Hakikat Menyimak. (online)

(http://artikelkomputer-ut.blogspot.com/2010/04/hakikat-menyimak.html, diakses tanggal 28 Oktober 2010)

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Menyimak sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

Mudjianto dan Susanto, Gatut. 2010. Materi Pembelajaran Menyimak. Malang. A3 MALANG.

RHESI ELMIA NINGSIH

SASTRA INDONESIA

Leave a comment